Pendidikan ala
Xuzhou yang
Apik, Antik,
Unik, Asyik, dan Menarik
Sri Hendrawati, M.Pd.
Kepala SDN 166 Ciateul Kota Bandung
Berbicara
mengenai pendidikan di China, tak bisa lepas dari provinsi Jiangsu. Dalam
beberapa tahun terakhir ini pendidikan di Jiangsu berada di atas rata-rata
provinsi lainnya, baik capaian prestasi sekolah, prestasi guru, siswa dan juga
inovasi-inovasi lainnya yang dikembangkan. Lalu apakah yang mendorong Jiangsu
hingga memiliki begitu banyak keunggulan di bidang pendidikan? Agaknya tak
salah jika penulis menyampaikan bahwa implementasi dan geliat pendidikan di
kota Xuzhou adalah salah satu jawabannya dan bahkan mungkin yang utama. Xuzhou
adalah kota terbesar di Provinsi Jiangsu bagian barat laut, merupakan sebuah kota
yang sangat kaya akan sejarah Dinasty Han. Populasinya padat, tak heran jika
Xuzhou memiliki 2.260 sekolah, 1.952 juta siswa yang harus mengikuti wajib
belajar, dan 134.000 mahasiswa baik diploma maupun sarjana. Hal ini
merupakan tantangan yang sangat besar bagi
Xuzhou dalam mengelola pendidikan, baik layanan, akses maupun pemerataan yang
dapat menghasilkan mutu pendidikan yang baik dan mampu bersaing baik di dalam
negeri maupun dalam kancah dunia internasional. Dalam satu dekade terakhir ini
kota Xuzhou melakukan reformasi besar-besaran untuk dapat mensejajarkan diri
dengan kota-kota lainnya di banyak bidang termasuk pendidikan. Dan kini,
berdirilah Xuzhou dengan tegak setelah berhasil mengelola pendidikan secara
apik, antik, unik, asyik, dan menarik hingga berhasil menyandang gelar sebagai
Kota Pendidikan.
Apik. Apik bermakna
rapi dan teratur. Tata kelola data dan informasi mengenai pendidikan di Xuzhou
dan China secara umum bermuara pada satu pintu. Pemerintah memiliki mega data
yang di dalamnya mencakup seluruh data yang diperlukan termasuk pendidikan dan
industri. Berdasarlan analisis mega data itulah maka pemerintah merumuskan
kebijakan-kebijakan mengenai pendidikan di Xuzhou. Berapa anggaran pendidikan
yang dibutuhkan dalam satu tahun, kurikulum apa yang harus dikembangkan, mata
pelajaran apa yang perlu dibuka berdasarkan kebutuhan industri bahkan mata
pelajaran mana yang perlu dihapus karena sudah dianggap tidak relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan dunia global. Berdasarkan data ini pula pemerintah
yang tergabung dalam sebuah tim yang terdiri dari bidang pendidikan, perwakilan
industri, perwakilan partai bidang
pengembangan sumber daya manusia, berkolaborasi untuk mendorong inovasi-inovasi
pendidikan dan langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikan program dan
kebijakan yang telah ditetapkan serta melakukan pemerataan pendidikan hingga ke
rural area (pedesaan). Berkat tata kelola pendidikan yang apik ini, Xuzhou
menjadi kota pendidikan terbaik di Propinsi Jiangsu, begitu banyak prestasi di
raih mulai di tingkat Provinsi, Nasional hingga Internasional untuk semua
jenjang pendidikan.
Antik. Secara harfiah
antik berarti kuno, bernilai sebagai hasil karya seni atau benda budaya.
Mengapa pendidikan di kota Xuzhou dikatakan antik? Karena sistem pendidikan di
Xuzhou sangat kental dan kaya akan budaya yang berasal dari nenek moyang mereka
yaitu suku Han. Masyarakat sangat meyakini keseimbangan jiwa ying dan yang
yang digambarkan pada sebuah lukisan pasangan seekor ular naga besar dan burung
phoenix. Masyarakat Xuzhou percaya bahwa mendidik itu adalah urusan yang sangat
penting sehingga diperlukan upaya yang sangat tekun dan sungguh-sungguh untuk
memberikan layanan pendidikan yang baik bagi semua lapisan masyarakat. Ada
keyakinan yang kuat dan impian yang sangat tinggi yang ingin dicapai oleh para
orangtua agar kelak anak laki-lakinya tumbuh kuat dan perkasa seperti ular naga
dan anak perempuan tumbuh cerdas, cantik, menawan seperti burung phoenix. Keyakinan
inilah yang menguatkan pemerintah Xuzhou untuk bahu membahu bersama elemen
masyarakat untuk membangun landasan pendidikan yang sangat kuat berdasarkan cultural identity, national identity dan
country identity.
Unik artinya lain
dari pada yang lain. Pendidikan di kota Xuzhou ini sangat unik karena banyak
ditemui hal-hal baru yang sangat spesifik dan kontekstual terkait dengan
kehidupan nyata siswa di masyarakat. Kota Xuzhou menerapkan sistem compulsari education (wajib belajar) 9
tahun dan rencana untuk menjalankan compulsory education sampai minimal
jenjang diploma pada tahun 2020. Pemerintah akan mendorong agar anak-anak di
Xuzhou, semuanya tanpa terkecuali dapat mengenyam pendidikan terbaik minimal
sampai tingkat diploma, semua anak harus merasakan duduk di bangku perkuliahan.
Pendidikan di kota Xuzhou secara umum didisain berdasarkan kebutuhan industri
sehingga vokasional menjadi salah satu daya tarik dan trend sendiri di kota ini, bahkan yang terbaik di provinsi Jiangsu
serta di China. Sekolah mencetak lulusan berkualitas dan secara bersamaan menghasilkan
tenaga kerja yang kompeten di bidangnya yang sesuai dengan kebutuhan pasar
industri. Hal inilah yang menyebabkan kurikulum di Xuzhou ini mengalami
diversifikasi hingga mencapai 500 macam untuk vokasional. Sangat kontekstual,
mengikuti arah perkembangan industri dan dunia global. Meskipun ini adalah tantangan besar bagi
Xuzhou dalam mendesain kurikulumnya karena berkejaran dengan perkembangan industri
yang sangat cepat dan pesat sehingga pemerintah berjibaku agar dunia pendidikan
tidak tertinggal dari kemajuan informasi, pengetahuan, keilmuan serta teknologi
yang dikembangkan dunia industri.
Asyik. Pemerintah kota
Xuzhou sangat sibuk dan gemar sekali melakukan inovasi-inovasi pendidikan.
Misalnya penyiapan tenaga kependidikan di universitas, Xuzhou adalah
satu-satunya kota yang memiliki jurusan PAUD dan memiliki pelatihan terprogram
untuk guru-guru TK. Pemerintah mndorong guru-guru SMA agar menjadi professor
dan telah tercacat sebanyak 54 profesor guru di Xuzhou. Demikian pula guru-guru
terbaik Jiangsu yang termasuk famous teacher ada di Xuzhou, dan sebanyak 2000
guru excellent ada di Xuzhau dari 10000 guru yang ada di China. Pemerintah
teris mendorong guru untuk melakukan peningkatan kompetensinya kemampuan mengajarnya, kemampuan menghasilkan
siswa berprestasi serta kemampuan melakukan penelitian. Hal ini sejalan dengan
rewards berbasis income yang diterapkan oleh pemerintah, sehingga guru memiliki
kesadaran dan minat yang sangat baik untuk melakukan peningkatan kompetensi dan
pengembangan diri.
Menarik. Program
sekolah-sekolah yang dikembangkan di Xuzhou sangat menarik dan menginspirasi.
Setiap sekolah mengembangkan budaya sekolah secara kontinyu dengan
mempertimbangkan aspek beauty and harmony.
Terdapat tiga hal utama yang diupayakan dalam membangun budaya sekolah di
Xuzhou. Pertama membangun identitas diri dalam pemikiran (construction mind identity), misalnya membangun visi misi, impian dan
cita-cita bersama, memanfaatkan kekuatan motivasi dan peran keteladanan, serta nilai-nilai
yang terkandung dalam interaksi kegiatan belajar mengajar. Yang kedua adalah
membangun identitas sikap dan perbuatan
warga sekolah (construction of
behavior identity),misalnya sikap saling menghargai, menghormati, membangun
rasa kepemilikan yang tinggi pada sekolah serta membangun rasa cinta terhadap
sekolah, yang nampak dalam kehidupan sekolah sebagai rumah kedua bagi warganya,
sekolah yang mempunyai jiwa, sekolah yang hidup karena dinapasi oleh seluruh
warganya. Yang ketiga adalah membangun identitas sekolah secara visual (construction visual identity) hal ini
diwujudkan dalam penyediaan sarana dan prasarana sekolah, seragam, slogan pada
papan-papan pajangan di sekolah dan lainnya. Budaya sekolah yang sangat kental
dengan tradisi nenek moyang bangsa China ini sangat kental di sekolah yang
dikelola oleh pemerintah. Dengan cara seperti inilah pemerintah berusaha
mempertahankan budaya China agar tak tergerus oleh kemajuan zaman. Pengemasan
budaya tradisional China secara menarik dan menyenangkan bagi siswa, orang tua
dan warga sekolah seperti inilah yang pada akhirnya mampu membuat pendidikan di
Xuzhou mengalami kemajuan yang sangat pesat dari tahun ke tahun.
Seperti
yang telah disampaikan sebelumnya mengenai betapa apik, antik, unik, asyik dan
menariknya pendidikan di Xuzhou, membuat penulis merasa bahwa 21 hari yang
diberikan kepada peserta “Training
Programe in China for Excellent Teachers and Principals of MOEC Republic of
Indonesia” belumlah memadai untuk menggali lebih dalam mengenai pendidikan
di Xuzhou. Rasanya masih ingin untuk menggali lebih dalam mengenai bagaimana
kepala sekolah mampu membangun sekolah yang memiliki muatan keunggulan lokal di
bidang tertentu seperti carving stone,
pencetak atlit dunia tenis meja, pencetak penari profesional, pencetak lulusan engineering
siap pakai, dan lain-lain. Namun pengalaman perkuliahan, kegiatan luar kampus,
kunjungan budaya, dan kunjungan ke sekolah-sekolah ini sangat bermakna dan
bermanfaat sehingga dapat menjadi inspirasi untuk diimplementasikan di tanah
air. Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya dan keanekaragaman,
memiliki ujung tombak pendidikan yang merupakan insan pendidik dan tenaga
kependidikan yang memiliki komitmen serta dedikasi luar biasa, serta sistem
pendidikan yang baik. Penulis merasa sangat positif dan yakin, pengalaman ini
akan menggelorakan semangat untuk berpikir, berbuat, bersikap, dan berkarya
lebih baik dari sebelumnya. Indonesia sudah lebih baik. Indonesia BISA !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar