NASKAH TERBAIK KATEGORI KEPALA SEKOLAH SD PADA KEGIATAN SIMPOSIUM BAGI KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS TINGKAT NASIONAL TAHUN 2017
STRATEGI AMBU DALAM MEMBANGUN WARUNG LITERASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI CIATEUL KOTA BANDUNG TAHUN 2015 - 2017
Oleh:
SRI HENDRAWATI, M.Pd.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekolah berkarakter
dan memiliki keunggulan adalah salah satu dari berbagai kriteria yang
ditetapkan oleh orangtua ketika akan menyekolahkan anaknya baik ke sekolah
negeri maupun swasta. Label sekolah biasa atau sekolah favorit diberikan oleh
masyarakat untuk menilai kinerja sekolah, dan opini masyarakat tentang sekolah
nampaknya jauh lebih dahsyat berpengaruh dibandingkan nilai akreditasi sekolah
yang terpampang di papan nama sekolah. Hal ini menyebabkan sekolah menjadi
termotivasi untuk memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan delapan standar
pendidikan nasional atau bahkan melebihinya.
Sekolah Dasar Negeri
Ciateul berada di dekat alun-laun Kota Bandung, dapat dikatakan bahwa sekolah
berada di jantungnya Kota Bandung. Sekolah terakreditasi A ini berdiri di Jalan
Ibu Inggit Garnasih No 159 Kecamatan Regol Kota Bandung dengan luas 3.300 m2.
Bangunannya sudah mulai lapuk termakan usia, namun udaranya sejuk dan
lingkungan di dalam sekolah sangat asri. Tentu saja sekolah ini menjadi sangat
luas bagi warganya yang dipimpin oleh penulis sebagai Kepala Sekolah, 8 guru
kelas, 3 guru mata pelajaran, 1 tenaga administrasi sekolah, 1 penjaga sekolah
dan 266 peserta didik tersebar pada tingkatan kelas 1-6.
Secara umum SDN
Ciateul nampak sama dengan sekolah sekitarnya di Kecamatan Regol Kota Bandung,
namun terdapat pertanyaan mendasar yang penulis ingin temukan jawabannya ketika
pertama kali mengemban amanah sebagai kepala SDN Ciateul pada bulan April 2015,
mengapa minat masyarakat sangat kurang untuk menyekolahkan anaknya ke SDN
Ciateul ? Banyak ruang kelas yang akhirnya kosong dan tidak terpakai yang
kemudian dialih fungsikan menjadi ruangan yang dibutuhkan. Selama
satu bulan sejak ditugaskan, penulis mencoba menganalisis kondisi, kebutuhan,
dan kemampuan sekolah dan berupaya merumuskan program-program yang sesuai
dengan kondisi sekolah serta menemukan solusi untuk meningkatkan minat
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SDN Ciateul.
Kebijakan sekolah
gratis sesuai dengan amanat Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem
Nasional Pendidikan, yang didanai oleh pemerintah pusat dalam bentuk BOS
(Bantuan Operasional Sekolah) nampaknya belum cukup menarik minat masyarakat ke
SDN Ciateul. Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi kepala sekolah dan
mungkin saja butuh waktu yang cukup panjang untuk dapat meyakinkan masyarakat
tentang layanan pendidikan di SDN
Ciateul.
Berdasarkan analisis
dokumen dan menggali informasi kepada warga sekolah khususnya pendidik dan
tenaga kependidikan, strategi manajemen yang pada umumnya dilakukan di SDN
Ciateul sebelum April 2015 adalah mengadopsi teori George R. Terry (Hendrawati,
2007) tentang fungsi manajemen meliputi 4 tahapan yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controling (POAC) yang
dilakukan dengan segala keterbatasannya. Oleh sebab itu kepala SDN Ciateul
bersama komite dan dewan guru pada rentang bulan Mei-Juni merumuskan
program-program sekolah yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2015/2016 dan
berdiskusi untuk menemukan strategi pengelolaan sekolah yang tepat yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki keadaan.
Pada saat merumuskan
program sekolah dan masa adaptasi penulis sebagai pimpinan baru di SDN Ciateul
pada bulan April-Juni 2015, penulis menemukan banyak potensi yang belum tergali
ditengah keterbatasan sekolah dari sisi sarana dan prasarananya. Potensi yang
belum tergali itu dimiliki guru-guru dan juga peserta didik. Dengan demikian,
prioritas utama untuk mengembalikan kepercayaan dan minat masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya ke SDN Ciateul adalah melalui penyiapan pendidik dan
tenaga kependidikan untuk lebih berdaya dan memiliki kemampuan mengoptimalkan
potensi dirinya.
Penulis meyakini
bahwa jika ditemukan formula berupa strategi manajemen yang tepat dalam
mengembangkan sekolah, mengoptimalkan potensi pendidik dan tenaga kependidikan
serta peserta didik SDN Ciateul, maka akan dihasilkan warga sekolah unggulan
yang berprestasi dan mampu mengaharumkan nama SDN Ciateul hingga masyarakat
kembali dapat memberikan kepercayaannya kepada sekolah. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis merumuskan strategi untuk mengarahkan, memberi motivasi,
berbuat memberi contoh dan keteladanan serta melakukan unjuk kerja dan unjuk
hasil yang diberi nama strategi AMBU yang digali berdasarkan nilai-nilai
kearifan lokal budaya Sunda dalam membangun warga SDN Ciateul yang unggul,
literat dan berprestasi (Warung Literasi) sehingga dapat mengharumkan nama
sekolah dan dapat menarik minat masyarakat untuk kembali memberdayakan sekolah
secara optimal.
B.
Permasalahan
Permasalahan terkait
implementasi strategi AMBU dalam membangun Warung Literasi dirumuskan dalam
naskah kajian ini sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah
menerapkan strategi AMBU dalam membangun Warung Literasi ?
2.
Bagaimanakah
hasil penerapan strategi AMBU dalam membangun Warung Literasi ?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan
hasil kajian ini adalah sebagai berikut.
1.
Mendokumenkan
secara tertulis dan mempublikasikan hasil pemikiran dan implementasi strategi
AMBU dalam membangun Warung Literasi.
2.
Memberikan
contoh langkah nyata penerapan stategi AMBU yang dapat diterapkan, diadopsi,
dan dimodifikasi oleh sekolah lain yang memiliki permasalahan yang relatif sama
dengan SDN Ciateul.
3.
Menyempurnakan
kelemahan strategi AMBU dalam membangun Warung Literasi.
4.
Menggunakan
kembali strategi AMBU dalam membangun Warung Literasi pada tahun berikutnya di
SDN Ciateul selama masih relevan dengan
melakukan adaptasi, adopsi dan modifikasi dari yang sudah tertuang dalam naskah
ini.
D.
Manfaat
Manfaat penulisan
hasil kajian ini adalah sebagai berikut.
1.
Bagi
SDN Ciateul
a. SDN Ciateul memiliki dokumen
tertulis hasil pemikiran dan implementasi strategi AMBU dalam membangun Warung
Literasi.
b. Menggunakan strategi AMBU
dalam membangun Warung Literasi pada tahun berikutnya di SDN Ciateul selama masih relevan dengan melakukan
adaptasi, adopsi dan modifikasi.
c.
SDN
Ciateul dapat menyempurnakan kelemahan strategi AMBU dalam membangun Warung
Literasi
2.
Bagi
Warga SDN Ciateul
a. Meningkatkan motivasi dan
kinerja sehingga dapat menjadi bagian dari Warung Literasi
b. Meningkatkan prestasi dan
terus mempertahankan kondisi lingkungan yang kondusif agat terwuju Warung
Literasi sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Bagi
Sekolah Lain
Sekolah lain dapat menerapkan stategi
AMBU yang sesuai dengan kondisi sekolahnya masing-masing.
4.
Bagi
Dinas Pendidikan
Bertambahnya strategi
manajemen yang dapat diterapkan dalam mengelola persekolahan yang mungkin saja
dapat diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan di dinas pendidikan atau
lingkungan lainnya yang membutuhkan.
STRATEGI
AMBU DALAM MEMBANGUN WARUNG LITERASI
DI
SDN CIATEUL
A. Strategi
AMBU
AMBU berasal dari
bahasa sunda yang berarti ibu, dalam kepercayaan sunda buhun dikenal sosok yang
bernama Sunan Ambu yaitu sosok perempuan ghaib penguasa khayangan yang dianggap
sebagai ibu dari kebudayaan Sunda. Terinspirasi dari sosok Sunan Ambu maka
penulis mendapatkan beberapa hal yang dapat dikaitkan dengan kepemimpinan,
yaitu: 1) Sunan Ambu sebagai sosok penguasa yang berarti pemimpin, dalam hal
ini dapat dikaitkan sebagai Kepala Sekolah dan 2) Sunan Ambu sebagai sosok ibu
yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak-anaknya yang didalamnya dapat
penulis kaitkan dengan peranan kepala sekolah dalam mengelola sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mengurai makna dan peran kepala sekolah sebagai
pemimpin sehingga terciptalah strategi menajemen yang penulis beri nama
strategi AMBU.
AMBU merupakan
strategi manajemen yang penulis gunakan dalam kepemimpinan 4 M yang terdiri
dari: mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan warga sekolah di SDN Ciateul. Warga sekolah
yang dimaksud terdiri dari peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
orangtua murid dan stake holder pendidikan yang terkait dengan SDN Ciateul. Strategi
AMBU ini penulis kembangkan berdasarkan intisari nilai-nilai kearifan lokal
budaya Sunda yang tertuang dalam peribahasa Sunda yang sudah familiar digunakan
dalam keseharian masyarakat Jawa Barat, khususnya yang penulis amati dan
cermati di kota Bandung.
AMBU merupakan
singkatan dari Arahan, Motivasi, Berbuat bersama, dan Unjuk gigi yang merupakan
tahapan dalam merencanakan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan melakukan
tindak lanjut program sekolah yang
dirumuskan SDN Ciateul sesuai dengan visi misi. Secara rinci strategi AMBU
dipaparkan sebagai berikut.
1. Arahkan sesuai potensi untuk
mencapai tujuan
Penulis sebagai kepala sekolah dalam melaksanakan
kepemimpinan 4 M memberikan arahan dan
panduan kepada warga sekolah mengenai apa, siapa, dan bagaimana melaksanakan
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penulis memberikan arahan
dengan cara “handap asor” yang artinya
bersikap sopan dan santun dalam menyampaikan arahan serta “nyaur kudu diukur nyabda kudu diungang” yang bermakna menjaga
ucapan atau tindakan agar tidak menyakiti orang lain khususnya yang diberikan
arahan oleh penulis. Komunikasi yang dilakukan multi arah dengan harapan terjadi
komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide,
perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan
baik antara pemberi pesan dan penerima pesan (wikipedia). Pengukuran
efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat penulis lihat dari tercapainya
tujuan penulis sebagai pengirim pesan kepada yang dikirimi pesan yaitu warga
sekolah. Penulis berupaya agar dapat menjadi sosok yang “landung kandungan laer aisan” yang artinya dapat mengayomi diri
sendiri dan warga SDN Ciateul.
2. Motivasi ditingkatkan
Salah satu strategi yang penulis lakukan dalam
menjalankan kepemimpinan 4M adalah memberikan motivasi kepada seluruh warga
sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah penting dalam pengembangan motivasi kerja
guru (Mardinah, 2013). Motivasi merupakan kemauan seseorang untuk mengerjakan
sesuatu (inner state) dengan cara
tertentu.(USAID). Peran sebagai motivator yang diemban penulis dilakukan dengan
mengadopsi nilai lokal budaya sunda yaitu
“ulah elmu ajug” yang bermakna
jangan menasehati orang tetapi dirinya sendiri butuh dinasehati. Dengan
demikian penulis berupaya agar mampu menjadi sosok yang “batok bulu eusi madu” yang bermakna memiliki kompetensi dalam
memimpin SDN Ciateul. Oleh karena itu penulis melakukan banyak hal untuk
meningkatkan kompetensi dalam berbagai bidang. Sosok yang mumpuni tentunya
dapat dijadikan teladan oleh warga sekolah sehingga ucapannya didengar karena
dapat dibuktikan kebenarannya. Salah satu nilai lokal sunda yang penulis adopsi
adalah “Mun teu ngoprek
moal nyapek, mun teu ngakal moal ngakeul, mun teu ngarah moal ngarih” yang bermakna bahwa ketika
menyampaikan motivasi kepada warga sekolah penulis berupaya agar segala sesuatu
yang disampaikan harus berdasarkan pemikiran, nyata dilakukan secara tekun
dilakukan serta teliti sehingga bisa bermanfaat bagi kehidupan khususnya bagi
warga sekolah. Menurut Peterson dan Plowman, faktor yang mendorong motivasi
kerja adalah keiningan untuk hidup, keinginan untuk memiliki, keinginan untuk
kekuasaan dan keinginan untuk pengakuan (Mardinah : 2013), oleh sebab itu hal
ini menjadi bahan pertimbangan penulis dalam mengambil kebijakan di sekolah,
3.
Berbuat
lebih dulu, menjadi contoh dan teladan
Strategi selanjutnya setelah memberikan arahan dan
motivasi, maka penulis sebagai kepala sekolah harus mampu menjadi sosok
teladan, yang penulis maknai bahwa sebagai pimpinan harus mampu memberi contoh
artinya berbuat lebih dulu dibandingkan warga sekolah sesuai dengan peribahasa “Ulah bentik curuk balas nunjuk capetang balas
miwarang”
yang bermakna jangan hanya menggurui dan memerintah saja. Dalam hal menjalankan
misi dan mencapai visi sekolah perlu dilakukan secara kolaboratif oleh berbagai
komponen sekolah, sesuai dengan peribahasa “Ka
cai kudu saleuwi kadarat kudu salebak” dan “Kudu
paheuyeuk heuyeuk leungeun paantay antay panangan” yang bermakna saling
bekerjasama membangun kemitraan yang kuat untuk mencapai tujuan.
4.
Unjuk
kerja dan unjuk hasil.
Tahapan
terakhir adalah unjuk kerja yang merupakan bagian dari proses dalam hal ini
termasuk didalamnya layanan pendidikan dalam menjalankan visi misi dan unjuk
hasil yang bermakna buah dari proses yang dapat dinikmati oleh warga SDN
Ciateul berupa mutu dan prestas hasil layanan pendidikan. Dalam hal ini
terdapat beberapa nilai kearifan lokal yang mewarnai penulis dalam menjalankan
kepemimpinan di SDN Ciateul. Yang pertama adalah “ulah cacag nangkaeun” yang bermakna jika melakukan sesuatu jangan
setengah-setengah, melainkan melakukan segalanya sesuai dengan SOP dan aturan
yang berlaku serta “ulah puraga tanpa
kateda” yang berarti jangan asal jadi atau jangan sekedar menjalankan
program dengan mengabaikan baik proses maupun hasilnya. Penulis juga membangun
budaya kerja yang “Tungkul ka jukut
tanggah ka sadapan” dimana warga sekolah dalam mencapai visi misi sekolah
hendaknya melakukan apa yang mesti dilakukan sesuai tugas pokok dan fungsinya
serta harus rendah hati jika telah mendapatkan kesuksesan. Hal ini merupakan
penguatan pendidikan karakter yang dikembangkan di SDN Ciateul.
Gambar
2.1 Skema Tahapan Strategi AMBU
B.
Warung Literasi
Warung Literasi
merupakan singkatan dari Warga Unggul Literat dan Berprestasi. Warung Literasi
ini merupakan mimpi besar yang ingin dicapai di SDN Ciateul melalui visi
misinya dengan strategi AMBU seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Warung
Literasi terdiri dari 4 kata yaitu Warga, Unggul, Literat dan Berprestasi,
lebih lanjut dipaparkan sebagai berikut.
1.
Warga
yang dimaksud dalam hal ini adalah kepala sekolah, pendidik dan tenaga
kependidikan, peserta didik, dan orangtua
peserta didik SDN Ciateul.
2.
Unggul
artinya utama, atau terbaik, atau lebih daripada yang lain (KBBI)
3.
Literat
merupakan serapan dari bahasa inggris literate
yang berarti dapat membaca dan menulis, orang yang literat berarti orang yang
dapat membaca dan menulis serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam
kehidupan, sebaliknya ilaterate people
bermakna bukan hanya mereka yang buta huruf melainkan orang yang dapat membaca
dan menulis namun belum sejalan antara pengetahuan dan sikap serta langkahnya
dalam mengambil keputusan (Toharudin, et.al;
2011)
4.
Berprestasi
artinya memiliki prestasi. Prestasi yang dimaksud dalam hal ini meliputi prestasi akademik dan
non akademik merujuk pada pendekatan pendidikan inklusi (Save The Children,
2017) dan teori kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner (2003)
meliputi kecerdasan musik, linguistik, ruang/spasial, logis matematis, antar
personal, intra personal, dan gerak (kinestetis).
Membangun dan
mewujudkan warung literasi tentunya menjadi tantangan terbesar SDN Ciateul oleh
karena itu diperlukan kesungguhan dan kemantapan hati penulis sebagai pimpinan
sekolah untuk menghadapi berbagai hambatan, masalah dan rintangan dalam
mengimplementasikan program-program sekolah. Oleh sebab itu diperlukan benang
merah berupa ide atau konsep kegiatan yang dapat berkontribusi positif terhadap
keterlaksanaan berbagai program sekolah demi terwujudnya Warung Literasi.
SDN Ciateul pada
tahun 2015 memiliki 4 program utama dalam mencapai visi misinya yaitu: 1)
Sekolah Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata), 2) Sekolah Penyelenggara Pendidikan
Inklusi, 3) Sekolah Berbudaya Literasi, dan 4) Sekolah Penyelenggara Program
SELAMAT (Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Berlalu lintas). Setiap program
memiliki tujuan dan targetnya masing-masing oleh karena itu penulis mencari
irisan dari keempat program itu berupa kegiatan yang dapat dilakukan secara
mudah, murah, efektif dan efisien demi terselenggaranya program tersebut.
Literasi |
Gambar 2.2 Program
SDN Ciateul 2015-2019
Berdasarkan analisis
untuk menentukan kegiatan yang dapat menjadi pengikat bagi keterlaksanaan
program sekolah yang merupakan irisan berdasarkan gambar di atas, dipilihlah
kegiatan “Literasi” yang akan
mewarnai implementasi program-program sekolah yang diperuntukkan bagi seluruh
warga sekolah. Kegiatan literasi dapat diintegrasikan dalam seluruh program SDN
Ciateul tanpa kecuali dan dianggap mampu memberikan kontribusi positif bagi
kemajuan sekolah dan membangun Warung Literasi.
Salah satu
pertimbangan lainnya yang menyebabkan kegiatan literasi ini dijadikan bahan
kajian oleh penulis adalah saat ini negara Indonesia tengah mengalami krisis
literasi berdasarkan data World’s Most
Literate Nations yang disusun oleh Connecticut State University pada tahun
2016. (Sukiyani, 2017). Nampaknya hal ini juga terjadi di SDN Ciateul, sehingga
pendidik dan tenaga kependidikan serta peserta didik perlu ditingkatkan
keterampilan literasinya dalam berbagai kegiatan baik akademik maupun non
akademik.
Menurut Toharudin,et.al (2011), literasi berasal dari kata latin yaitu literatus yang
berarti ditandai dengan huruf, melek huruf, atau berpendidikan.
Keterampilan literasi terdiri dari menyimak, berbicara, membaca dan menulis (USAID, 2017). Pada tahap
pengembangan, literasi bermakna sangat luas yaitu bagaimana seseorang
memanfaatkan dan mengamalkan apa yang diketahuinya dalam menentukan keputusan,
mengambil sikap dan berbuat untuk kebaikan diri dan lingkungannya. (Toharudin, et.al; 2011).
Kegiatan literasi
akan dikembangkan secara bertahap di SDN Ciateul sesuai kebutuhan dan kemampuan
bagi seluruh warga sekolah dengan prioritas utama pada penyiapan pendidik dan
tenaga pendidikan serta layanan pendidikan bagi peserta didik agar mutu dan
hasil pembelajaran dapat terjaga dan ditingkatkan, setelah itu diharapkan dapat
mengimbas kepada orangtua peserta didik dan masyarakat sekitar serta stake
holder SDN Ciateul.
Penyiapan pendidik
dan tenaga kependidikan SDN Ciateul agar memiliki keterampilan literasi mutlak
diperlukan agar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dalam tupoksinya untuk mengemban amanah sebagai
pendidik dan pengajar di kelas dan bidangnya masing-masing. Secara sederhana
dapat dinyatakan dalam kalimat, “sebelum
peserta didik, ya gurunya dulu...”
Keterampilan literasi
(baca, tulis, menyimak dan berbicara) merupakan pondasi atau dasar penentu
keberhasilan kegiatan belajar peserta didik. Kemampuan baca dan tulis diyakini
dapat membentuk pribadi yang mandiri dan mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (USAID; 2017). Oleh sebab itu
penting sekali menciptakan lingkungan yang literat di SDN Ciateul agar peserta
didik dapat menjadi pribadi yang “cageur,
bageur, pinter jeung parigel” yang terkembangkan sisi kognitif (pinter =
pintar), afektif (bageur = berkarakter positif), dan psikomotornya (cageur =
sehat dan parigel = terampil).
Menciptakan
lingkungan sekolah yang literat di SDN Ciateul dilakukan secara kolaboratif
melibatkan seluruh warga sekolah dibawah kepemimpinan kepala sekolah. Menurut
Cooper (USAID; 2011) untuk membangun lingkungan yang literat di sekolah
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu motivasi, pembelajaran baca tulis terpadu, dan
pembelajaran baca tulis mandiri. Lingkungan kelas yang banyak memuat tulisan
dan gambar atau buku bacaan dapat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan bahasa dan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
C. Kegiatan
Literasi dengan Strategi AMBU
SDN Ciateul memiliki
4 Program utama yang diimplementasikan pada rentang waktu 2015-2019. Setelah
dianalisis ternyata terdapat irisan
diantara keempat program tersebut yaitu kegiatan literasi. Mengapa literasi?
Karena literasi sangat kental dengan aspek kebahasaan yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Hal ini tentu saja dapat ditemukan
implementasinya dalam keseluruhan program SDN Caiteul. Oleh karena itu kegiatan
literasi tak bisa terlepas dari kegiatan dan program sekolah baik yang
bernuansa akademik maupun non akademik.
Bagaimana kegiatan
literasi tersebut dapat berkontribusi positif pada pelaksanaan program sekolah
di SDN Ciateul sehingga dapat mewujudkan Warung Literasi ? Berikut beberapa hal
yang dipersiapkan dan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam
mengimplementasikan kegiatan literasi dengan strategi AMBU.
1. Kepala Sekolah mengikuti TOT
Literasi yang Efektif yang diselenggarakan oleh USAID bekerja sama dengan UIN
Sunan Gunung Djati pada bulan April 2015.
2. Hasil TOT Literasi yang
Efektif dideseminasikan oleh kepala sekolah kepada pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) di SDN Ciateul untuk
memberikan pemahaman yang sama, membuka cakrawala dan wawasan mengenai Literasi
yang Efektif dalam bentuk kegiatan In
House Training (IHT) selama 3 hari (9-11 Juni 2015). Materi yang diberikan
dalam kegiatan IHT adalah tentang pengertian literasi, jenis atau ragam
literasi, membuat media literasi yang mudah-murah-efektif, model pembelajaran
yang mengembangkan literasi, menyusun
bahan ajar literasi, kegiatan kolaboratif dalam mengembangkan keterampilan
literasi (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).
3. Bentuk kegiatan literasi yang
dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang literat bagi PTK dan
peserta didik adalah membaca mandiri, membaca terpadu, berdiskusi, dan
membiasakan diri menyampaikan ide gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Hal
ini ditanamkan dan menjadi hal yang sangat penting di SDN Ciateul.
4. Memanfaatkan media sosial
facebook, email, whatsup, web, blog, dan radio dalam berbagai kegiatan literasi
untuk PTK dan peserta didik. Kepala sekolah aktif menyampaikan berita melalui
media facebook dan whatsup agar PTK dan peserta didik tidak ketinggalan
informasi mengenai segala hal yang berkembang di masyarakat. Hal ini juga
memudahkan orangtua dan masyarakat umum untuk mengetahui berbagai aktivitas
yang dilakukan oleh SDN Ciateul dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
5. Mempublikasikan hasil karya
warga SDN Ciateul di sekolah maupun di luar sekolah, baik secara lisan maupun
tulisan.
6. Dalam setiap program sekolah
yang dirumuskan, selalu terdapat kegiatan literasi secara utuh (keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, menulis).
7. Kepala sekolah selalu
memberikan arahan, motivasi, berbuat bersama, dan unjuk kerja dan unjuk hasil
terkait kegatan literasi dalam bentuk kegiatan nyata hingga karya kepada PTK
dan peserta didik untuk mendorong tumbuhnya ekosistem dan budaya literasi di
SDN Ciateul.
8. Kepala sekolah selalu
memberikan rewards kepada PTK dan peserta didik terkait kegiatan literasi untuk
terus meningkatkan partisipasinya sekecil apapun usaha dihargai, diberikan
dukungan baik secara moral dan materil.
9. Kepala sekolah membangun
jejaring dengan berbagai stakeholder baik yang terkait langsung dengan program
sekolah maupun tidak untuk memberikan dukungan sehingga kegiatan dan program
SDN Ciateul dapat berjalan dengan baik.
10. Membangun komunikasi efektif
dengan orangtua dan komite dalam berbagai kegiatan agar memberikan dukungan
nbagi kemajuan SDN Ciateul dalam berbagai program sekolah.
11. Fokus kegiatan literasi dengan
strategi AMBU adalah PTK dengan asumsi bahwa jika PTK sudah memiliki
keterampilan literasi yang baik maka dapat mengimbaskannya dalam berbagai
kegiatan baik akademik maupun non akademik kepada peserta didik.
BAB III
DATA
KEGIATAN LITERASI DENGAN STRATEGI AMBU
DISDN
CIATEUL SERTA PEMBAHASAN
A.
Profil Sekolah
1. Data
Sekolah
a.
Nama
Sekolah : SD Negeri Ciateul
b.
NPSN : 20245146
c.
Alamat : Jalan Ibu Inggit Garnasih 159
RT 06 RW 06
Kelurahan Pungkur Kecamatan Regol Kota
Bandung 40252
d.
Luas
sekolah : 3300 m2
e.
Jumlah
rombel : 8 rombel
f.
Email : ciateul_sdn@yahoo.com
g.
Webb :
http://sdnciateulbandung.mysch.id
2. Data
Kepala Sekolah
a.
Nama : Sri Hendrawati, M.Pd
b.
NIP
: 197702101999032004
c.
Tmt : 10 April 2015
3. Data
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a.
Guru
Kelas : 5 orang PNS dan 3 orang
Non PNS
b.
Guru
PJOK : 1 orang Non PNS
c.
Guru
PAI : 1 orang PNS
d.
Pustakawan : 1 orang Non PNS
e.
TAS : 1 orang Non PNS
f.
Penjaga
: 1 orang Non PNS
4. Data
peserta didik
a.
Tahun
2014/2015 : 266 orang
b.
Tahun
2015/2016 : 280 orang
c.
Tahun
2016/2017 : 288 orang
d.
Tahun
2017/2018 : 290 orang
B. Data
Hasil Kegiatan Literasi Dengan Strategi
AMBU dalam Program Akademik di SDN
Ciateul
1. Program
Akademik bagi PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
a.
Nama
Kegiatan/ Program: Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015
b.
Indikator
keberhasilan program
1) Seluruh PTK mengikuti kegiatan
UKG.
2) Terlaksananya kegiatan Bedah
Kisi-kisi UKG baik secara mandiri maupun melalui KKG sekolah.
3) Nilai UKG PTK termasuk rata-rata.
c.
Kegiatan
literasi dengan strategi AMBU bagi PTK
1) Keterampilan Literasi yang
dikembangkan menitik beratkan pada menyimak penjelasan dan membaca.
2) Media komunikasi dan literasi
yang digunakan: whatsup, email, hardcopy bahan dan materi Bedah Kisi-kisi UKG
yang disusun oleh Kepala Sekolah, E-book yang dapat di unduh PTK.
Tabel 3.1 Strategi AMBU dalam
Program Akademik bagi PTK
A |
M |
B |
U
|
Kepala Sekolah mengarahkan
PTK untuk membedah kisi-kisi dan mempelajari soal-soal UKG tahun 2015 secara
mandiri
|
Kepala Sekolah memotivasi PTK dalam kegiatan KKG setiap hari Rabu
pukul 12.30-14.00 dengan memberikan link-link di website yang merupakan bahan
referensi UKG
|
Kepala sekolah membuat bahan/ materi berupa bedah
kisi-kisi UKG dipelajari secara mandiri dan bersama pada kegiatan KKG dengan
nara sumber Kepala Sekolah dan Guru yang kompeten |
Rerata UKG PTK SDN Ciateul 61,95. Sebanyak 71% PTK
memiliki nilai diatas rerata UKG Kota
Bandung (55).
4 orang PTK termotivasi untuk melanjutkan kuliah ke S1 |
Catatan : Tingkat
keberhasilan strategi AMBU = memuaskan
d.
Hasil
Pelaksanaan UKG 2015
Catatan : Beberapa PTK termotivasi untuk
kuliah setelah UKG.
2. Program
Akademik bagi Peserta DIdik
a. Nama Kegiatan/ Program : Ujian
Sekolah/ Madrasah (USM) Kelas VI khusus Bahasa Indonesia
b. Indikator Keberhasilan : Nilai
USM diatas KKM = 70
c.
Kegiatan
literasi dengan strategi AMBU bagi peserta didik
1)
Keterampilan
Literasi yang dikembangkan meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
2)
Media
komunikasi dan literasi yang digunakan: papan pengumuman, majalah dinding,
buku-buku bacaan referensi terkait bahan USM, kumpulan soal yang disusun oleh
tim pengajar USM dan kepala sekolah, perangkat TIK dalam pembelajaran.
Tabel 3.3 Strategi AMBU dalam
Program Akademik
bagi Peserta DIdik
A
|
M |
B |
U |
Kepala Sekolah mengarahkan guru
kelas VI dibantu tim pengajar USM untuk melakukan kegiatan pemantapan atau belajar
tambahan bagi peserta didik kelas VI.
|
Kepala Sekolah memotivasi guru kelas VI beserta tim pengajar USM dan
peserta didik kelas VI secara berkala dalam berbagai kesempatan.
|
Kepala sekolah membantu
menyiapkan bahan belajar bagi peserta didik kelas VI, diserahkan
kepada guru kelas VI dan tim USM serta ikut mengajar pada jam tambahan secara
terjadwal. |
Nilai rerata Bahasa Indonesia selama 3 tahun berturut
turut belum menunjukkan peningkatan bahkan masih perlu ditingkatkan lagi.
|
*) Tingkat keberhasilan strategi AMBU = memuaskan
e.
Data
Capaian Nilai Rerata USM Bahasa Indonesia Kelas VI
1) Tahun 2014/2015 : 73,00
2) Tahun 2015/2016 : 72,00
3) Tahun 2016/2017 : 72,42
C. Data
Hasil Kegiatan Literasi Menerapkan Strategi AMBU dalam Program Non Akademik di SDN Ciateul
1. Program
Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) / Adiwiyata
a. Nama Program : Sekolah
Berbudaya Lingkungan/ Adiwiyata
b. Indikator Keberhasilan
1)
Diraihnya
penghargaan Sekolah Berbudaya Lingkungan Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun
2015.
2)
Diraihnya
penghargaan Adiwiyata Nasional.
c.
Kegiatan
literasi dengan strategi AMBU terintegrasi Program Sekolah Berbudaya Lingkungan
atau Adiwiyata
1)
Keterampilan
Literasi yang dikembangkan meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
bagi warga sekolah.
2)
Media
literasi yang digunakan: papan pengumuman/ papan majalah dinding, poster,
spanduk, banner, whatsup, facebook, web, email, radio (talkshow), perangkat TIK
pembelajaran, buku referensi tentang lingkungan, Bigbook karya SDN Ciateul yang dibuat oleh Kepala Sekolah, peraga
yang merupakan hasil karya PTK dan peserta didik terkait lingkungan, workshop
dan pelatihan bagi kepala sekolah, PTK, dan peserta didik.
Tabel 3.4 Strategi AMBU dalam Program SBL/
Adiwiyata
A |
M |
B |
U
|
Kepala Sekolah Mengarahkan Tim
SBL melakukan inovasi terkait program SBL dan Adiwiyata salah satunya melaui
internet untuk mencari ide atau referensi.
Mengarahkan tim untuk
memenuhi kriteria SBL dan Adiwiyata Nasional.
Mengarahkan Tim untuk
melibatkan peserta didik dalam kegiatan literasi lingkungan.
Kepala sekolah menggali PTK
yang berpotensi untuk mengembangkan minat dan keterampilannya dan ditemukan
bakat salah seorang PTK yang luar biasa dalam hal memvisualisasi kan
deskripsi dalam bentuk gambar di dinding.
|
Kepala Sekolah memberikan apresiasi kepada Tim SBL dan
Adiwiyata serta Tim Kelana Cilik (Kelompok Anak Pecinta Lingkungan) atas
upaya kerja keras yang dilakukan.
Kepala sekolah memberikan motivasi agar PTK yang
memiliki potensi mengembangkan bakatnya dengan cara memfasilitasinya
berkegiatan di sekolah dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan sehingga
terjalin simbiosis mutualisma diantara PTK tersebut dengan sekolah, |
Kepala Sekolah berperan aktif ikut terlibat dalam
penyiapan SBL dan Adiwiyata dan menggagas ide tentang literasi, membuat Big book dan men- dongeng terkait lingkungan sebagai
sarana edukasi bagi peserta didik.
Kepala Sekolah mengajarkan secara langsung kepada Tim
SBL dan peserta didik Tim Kelana Cilik (Kelompok Anak Pecinta Lingkungan) teknik
mendongeng menggunakan Big Book dan
presentasi dalam mengkampanyekan SBL dan Adiwiyata di sekolah.
Kepala sekolah turut mendampingi PTK berpotensi
tersebut dan terlibat aktif bersama-sama dalam kegiatan pengembangan bakatnya
di sekolah. |
SDN Ciateu melakukan ekspos SBL dan Adiwiyata.
SDN Ciateul melakukan talkshow di radio secara on
air dan talk show dalam event
secara off air terkait lingkungan.
Peserta didik dan PTK bersama kepala sekolah ikut aktif
memberikan edukasi kepada masyarakat terkait lingkungan.
SDN Ciateul meraih berbagai prestasi SBL dan Adiwiyata.
Salah seorang PTK yang bertugas di tim SBL, Denny
Kurniawan meraih prestasi sebagai satu-satunya PTK yang terlibat
dalam Mural Art yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Bandung, dan karyanya
terpampang serta dapat dinikmati masyarakat di taman Sejarah Balai Kota
Bandung
|
*) Tingkat keberhasilan strategi AMBU = sangat memuaskan
d. Data Prestasi Sekolah
1) Sekolah Berbudaya Lingkungan
(SBL) Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2015.
2) Sekolah Adiwiyata Nasional
Tahun 2015
3) Sekolah Berbudaya Lingkungan
Bandung Masagi dan Pengembang Sekolah Inklusi tingkat Kota Bandung Tahun 2016
4) Kepala Sekolah SDN Ciateul
mendapatkan dua penghargaan sebagai penggerak dan pejuang lingkungan tingkat
Kota Bandung dan tingkat Propinsi Jawa barat pada tahun 2016.
5) Salah seorang tenaga
kependidikan SDN Ciateul bernama Denny Kurniawan mendapatkan prestasi sebagai
satu-satunya PTK yang terlibat dalam Mural Art yang diselenggarakan oleh
pemerintah Kota Bandung, dan karyanya terpampang serta dapat dinikmati
masyarakat di taman Sejarah Balai Kota Bandung. PTK tersebut memperoleh
penghargaan dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tahun 2016.
6) Peserta didik mendapatkan
prestasi dalam ajang lomba terkait lingkungan yang diselenggarakan oleh interen
sekolah, Disdik Kota Bandung, lembaga lainnya atau masyarakat umum.
2. Program
Sekolah Penyelenggara Inklusi
a. Nama Program : SDN Ciateul
Penyelenggara Inklusi
b. Indikator keberhasilan
1) Terwujudnya pemahaman PTK yang
benar tentang pendidikan inklusi.
2) Warga sekolah memiliki hati
yang lapang dan tangan terbuka serta menerima keberagaman peserta didik untuk
secara bersama-sama mengenyam pendidikan di SDN Ciateul tanpa diskriminasi.
c.
Kegiatan
literasi dengan strategi AMBU terintegrasi Program Sekolah Penyelenggara
Inklusi
1) Keterampilan Literasi yang
dikembangkan meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis bagi PTK.
2) Media literasi yang digunakan:
papan pengumuman/ majalah dinding, poster, spanduk, banner, whatsup, facebook,
web, email, radio (talkshow), perangkat TIK pembelajaran, buku-buku referensi
terkait pendidikan inklusi, workshop dan pelatihan bagi kepala sekolah dan PTK.
Tabel 3.5 Strategi AMBU dalam Program Sekolah
Penyelenggara
Inklusi
A
|
M |
B |
U |
Kepala sekolah
mensosialisaikan kepada warga sekolah mengenai pendekatan pendidikan inklusi.
Mensosialisasikan kebijakan
dan peraturan pemerintah pusat dan daerah terkait sekolah inklusi.
Kepala sekolah mengarahkan
PTK untuk membaca referensi tentang pendidikan inklusi baik secara online via internet dan google maupun off line berupa bahan bacaan yang
disediakan di sekolah.
|
Kepala sekolah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusi dan memberikan motivasi kepada
warga sekolah khususnya PTK dengan melaksanakan pelatihan dan workshop
mengenai inklusi, diskusi tentang pendidikan inklusi dalam kegiatan KKG
sekolah.
|
Kepala sekolah bekerja sama dengan dinas pendidikan
Kota Bandung, Dinas Pendidikan Jawa Barat, Kemdikbud ditjen PKLK, sekolah
penyelenggara inklusi seperti SD BPI dan Geger Kalong, serta Save the children menyusun Panduan
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi.
Melibatkan PTK dalam uji publik buku panduan tersebut
serta pelatihan modul yang dikembangkan dari buku tersebut. |
SDN Ciatel menjadi piloting sekolah penyelenggara
Pendidikan Inklusi.
SDN Ciateul membuka pintu bagi peserta didik yang
beragam kebutuhan, kemampuan dan keterbatasannya dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
Terjadi perubahan mindset warga SDN Ciateul tentang
Pendidikan Inklusi sehingga pemahaman inklusi PTK sesuai dengan yang
diharapkan.
SDN Ciateul Talkshow
secara on air di radio
pemerintah Kota Bandung terkait penyelenggaraan pendidikan inklusi di SDN
Ciateul.
SDN Ciateul meraih penghargaan sebagai sekolah
penyelenggara pendidikan inklusi tingkat Kota Bandung
Terdapat seorang anak autis yang tidak diterima
beberapa sekolah akhirnya direkomendasikan masuk ke SDN Ciateul dalam kondisi
belu bisa bicara, dalam satu tahun peningkatannya sungguh menakjubkan, hal
ini menjadi kebanggaan dan kebahagiaan kami semua warga SDN Ciateul dan juga
terdapat berapa kasus lainnya yang tak kalah menakjubkan bagi kami. |
*) Tingkat keberhasilan strategi AMBU = sangat memuaskan
d. Data Prestasi Sekolah
1) SDN Ciateul menjadi piloting
Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi tahun 2015.
2) Sekolah Berbudaya Lingkungan
Bandung Masagi dan Pengembang Sekolah Inklusi tingkat Kota Bandung Tahun 2016.
3) Kepala SDN Ciateul terlibat
aktif dan menjadi tim penulis dalam perumusan buku Panduan Penyelenggara
Pendidikan Inklusi tahun 2016-2017 baik bersama Dinas pendidikan Kota Bandung
maupun bersama tim Save the children,
Disdik Prop. Jabar dan Ditjen PKLK Kemdikbud.
4) Kepala SDN Ciateul menjadi
fasilitator Inklusi dalam pelatihan setelah diikutsertakan dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh Pokja Inklusi Kota Bandung.
5) Sekolah bermitra dengan Save the children dalam pengembangan
sekolah inklusi diantaranya melibatkan PTK dalam pelatihan-pelatihan inklusi
yang tentunya mengembangkan keterampilan literasinya.
3. Program
Sekolah Berbudaya Literasi
a. Nama Program : SDN Ciateul
Berbudaya Literasi
b. Indikator keberhasilan
1) Terlaksananya kegiatan
pembelajaran literasi secara reguler dan pembiasaan literasi dalam program Kamis Literasi.
2) Warga Sekolah khusunya peserta
didik dan PTK gemar membaca.
3) Tersedianya fasilitas bahan
bacaan yang memadai.
4) Terlaksananya variasi program
pembiasaan literasi dalam program Kamis Literasi dan kegiatan pembelajaran
reguler.
c.
Kegiatan
literasi dengan strategi AMBU terintegrasi Program Sekolah Penyelenggara
Inklusi
1) Keterampilan Literasi yang
dikembangkan meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis bagi PTK.
2) Media literasi yang digunakan:
papan pengumuman/ majalah dinding, poster, spanduk, banner, whatsup, facebook,
web, email, radio (talkshow), perangkat TIK pembelajaran, buku-buku referensi,
bacaan anak-anak, workshop dan pelatihan bagi kepala sekolah dan PTK.
Tabel 3.6 Strategi AMBU dalam Program Sekolah
Berbudaya
Literasi
A
|
M |
B |
U |
Kepala sekolah melakukan
kegiatan sosialisasi mengenai kegiatan Kamis Literasi kepada Warga Sekolah
Kepala sekolah menunjuk
petugas khusus sebagai tim PTK khusus Literasi dan duta baca sebagai pelopor
peserta didik yang gemar membaca.
Kepala sekolah mengarahkan
PTK agar memiliki kebiasaan baik, membaca, mereview bacaan, sharing informasi
secara lisan maupun tulisan.
|
Kepala Sekolah memberikan motivasi kepada warga sekolah
terkait pentingnya gemar membaca dan memiliki keterampilan literasi yang
baikdalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Sekolah memberikan pelatihan literasi yang
efektif dan membedah buku tentang pembelajaran membaca dan menulis permulaan,
bagaimana membuat media literasi yang mudah murah namun efektif dalam
pembelajaran dan pembiasaan literasi.
|
Kepala Sekolah menyusun model pembelajaran tematik
dengan pendekatan pemecahan masalah yang diberi nama model pembelajaran PS SRI (problem solving - Story telling, Role playing
using Instructional Aids)
Gerakan literasi sekolah dilaksanakan secara
terintegrasi dalam kegiatan pembiasaan, diantaranya Senin Bela Negara, Selasa Bugar, Rebo Nyunda, Kamis
Literasi, dan Jumat rohani yang diikuti warga sekolah.
|
Model PS SRI yang dikembangkan kepala sekolah meraih
penghargaan sebagai Model Pembelajaran Terbaik tingkat Regional yang
diselenggarakan oleh Seameo Qitep in Mathematics yang berada di Yogyakarta.
Sekolah berhasil membuat 3 buah Big Book yang digunakan dalam pembelajaran dan pembiasaan.
Salah seorang pendidik (ekka Yulli P) yang mengajarkan
membaca Asmaul husna dan mendawamkannya meraih prestasi pada ajang lomba
Nasyid yang diselenggarakan oleh Hukdam TNI AD Kota Bandung.
Peserta didik meraih prestasi dalam kegiatan cerdas
cermat, pidato, adzan, dan beberapa jenis lomba lainnya
|
*)
Tingkat keberhasilan strategi AMBU = memuaskan namun masih perlu ditingkatkan
d. Data Prestasi Sekolah
1) SDN Ciateul berkesempatan
mengikuti program WJLRC tingkat Propinsi Jawa Barat
2) Kepala Sekolah mendapat 2 buah
penghargaan tingkat regional dari Seameo Qitep in Mathematics yang berada di
Yogyakarta sebagai 1) pengembang Model Pembelajaran Terbaik Tingkat Asia
Tenggara (Model PS SRI) pada tahun 2016 dan mendapat reward untuk mengikuti course overseas di Recsam, Penang-
Malaysia, dan 2) The Best Model Teacher
dalam mengimplementasikan Model PS SRI. Model pembelajaran ini kental sekali
dengan muatan keterampilan literasi baik bagi guru maupun bagi peserta didik.
Berdasarkan prestasi tersebut Kepala Sekolah mendapatkan apresiasi dari
Walikota Bandung pada akhir tahun 2016.
3) Salah seorang pendidik (Eka
Yully Pratiwi) yang mengajarkan membaca teks Asmaul Husna dan mendawamkannya
meraih prestasi Juara 1 pada ajang lomba Nasyid yang diselenggarakan oleh
Hukdam TNI AD Kota Bandung tahun 2016.
4) Peserta didik meraih prestasi
dalam kegiatan cerdas cermat, pidato, adzan, dan beberapa jenis lomba lainnya.
5) Kepala sekolah, peserta didik
sebanyak 40 orang dan 3 orang PTK turut serta tergabung dalam kegiatan
memecahkan rekor membaca bersama pada program BARACA yang diselenggarakan oleh
pokja GELIATS Dinas Pendidikan Kota
Bandung tahun 2017.
4. Program
SELAMAT
a. Nama Program : Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Berlalu
Lintas (SELAMAT)
b. Indikator keberhasilan
1) Terlaksananya kerjasama saling
menguntungkan SDN Ciateul dengan Save the
children sebagai penggagas program.
2) Partisipasi warga sekolah
dalam program SELAMAT dapat optimal.
c.
Kegiatan
literasi dengan strategi AMBU terintegrasi Program Sekolah Penyelenggara Program
SELAMAT
1) Keterampilan Literasi yang
dikembangkan meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis bagi PTK.
2) Media literasi yang digunakan:
papan pengumuman/ majalah dinding, poster, spanduk, banner, whatsup, facebook,
web, email, radio (talkshow), perangkat TIK pembelajaran, buku-buku referensi
terkait program SELAMAT, workshop dan pelatihan bagi kepala sekolah, PTK,
peserta didik dan orangtua.
Tabel 3.7 Strategi AMBU dalam Program SELAMAT
A
|
M |
B |
U |
Kepala sekolah memberikan
arahan agar PTK tim program SELAMAT mengikuti semua jenis kegiatan yang sudah
disepakati bersama save the children,
memberikan arahan untuk membaca
literatur yang terkait dengan program SELAMAT . |
Kepala sekolah memberikan motivasi kepada tim SELAMAT
dalam bentuk memberikan dukungan berupa moral dan meteriil, dukungan
berbentuk kesempatan untuk mengikuti pelatihan, dan kegiatan yang dilakukan
dan turut terlibat bersamanya.
|
Kepala Sekolah berinisiatif memberikan masukan kepada
tim save the children dalam bentuk
karya berupa pengembangan Model Pembelajaran Tematik terintegrasi materi
keselamatan berlalu lintas, membuat panduan, membuat Bigbook dan menjadi
fasilitator pelatihan guru untuk mengimplemen-tasikan model pembelajaran
tersebut. Kepala sekolah aktif terlibat dalam FGD.
|
Kepala Sekolah membuat karya berupa pengembangan model
pembelajaran, mendesemina-sikan karya tersebut dalam pelatihan guru yang
digagas save the children ,
pendidik memperoleh prestasi peserta terbaik dalam pelatihan, PTK
menjadi fasilitar kegiatan, peserta
didik mendapatkan prestasi dalam lomba menggambar, dan lomba lainnya yang
dilaksanakan save the children
terkait program SELAMAT. Peserta didik menyusun draft buku saku tentang
pengalaman mengikuti program SELAMAT.
|
*)
Tingkat keberhasilan strategi AMBU = memuaskan
d. Data Prestasi Sekolah
1) SDN Ciateul terpilih menjadi
piloting Sekolah Penyelenggara Program SELAMAT.
2) Kepala Sekolah mengembangkan
Model Pembelajaran Tematik Integrasi Materi Keselamatan Berlalu lintas dan
membuat buku Panduan Penyusunan RPP yang kemudian diminta untuk menjadi nara
sumber dan fasilitator pelatihan guru-guru dari sekolah penyelenggara program
SELAMAT se-Kota Bandung.
3) Salah satu pendidik, tim
program SELAMAT yang bernama Lilis Suryati menjadi peserta terbaik ke-1 dalam
kegiatan pelatihan program SELAMAT dan mengantarkannya menjadi salah satu
fasilitator dalam kegiatan-kegiatan yang terkait dengan program SELAMAT.
4) Salah satu pendidik anggota
tim sekolah adiwiyata (Helma Delvianti) yang diikutsertakan dalam pelatihan
bersama save the children dalam
pelatihan pengembangan program SELAMAT, mendapatkan prestasi sebagai peserta
terbaik ke-1 dengan perolehan nilai tertinggi se-Kota Bandung dan
mengantarkannya menjadi salah satu fasilitator program tersebut.
5) Peserta didik yang terlibat
dalam program SELAMAT menyusun menyusun buku saku pengalaman terbaiknya yang
akan diterbitkan oleh save the children.
6) SDN Ciateul diberikan
kesempatan untuk menampilkan peserta didik yang terampil dalam bidang seni
budaya seperti menari jaipong baik secara individu maupun tim, dalam
event-event yang dilaksanakan oleh save
the children divisi program SELAMAT.
D.
Pembahasan Strategi AMBU dalam Membangun Warung Literasi di SDN Ciateul
Strategi AMBU selama kurun waktu
2015-2017 dilakukan oleh penulis meliputi 4 tahapan sesuai dengan yang telah
dipaparkan pada Bab II dan nampak pada Gambar 4.1 berikut ini.
Gambar
4.1 Strategi AMBU dalam Membangun Warung Literasi
Langkah pertama penerapan strategi
AMBU adalah arahkan warga sekolah sesuai potensi untuk mencapai tujuan. Kepala
sekolah membangun komunikasi yang efektif kepada semua warga sekolah sehingga
terjalin kerjasama yang baik diantara kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, orangtua dan stakeholder.
Komunikasi dibangun baik secara lisan maupun tulisan menggunakan berbagai media
literasi. tujuan utama membangun komunikasi efektif adalah agar pesan yang
disampaikan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan
sehingga apa yang diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan. Dalam
membangun komunikasi ini tentu saja tidak sepenuhnya mudah dan lancar,
terkadang ditemukan pula hambatan dan tantangan.
Komunikasi yang dilakukan di media
sosial khususnya memiliki tantangan tersendiri karena kalimat yang disampaikan
dalam bahasa tulisan terkadang memiliki
perbedaan interpretasi dengan bahasa lisan. Oleh karena itu sebagai pimpinan
sekolah perlu bijak menyikapinya, sikap yang terkandung dalam peribahasa “handap asor” dan “nyaur kudu diukur nyabda kudu diungang” menjadi acuan penting
kepala sekolah dalam menghadapi hal tersebut. Kedua peribahasa tersebut juga
mengandung makna bahwa kepala sekolah hendaknya tidak mudah tersinggung, mau
meminta maaf jika melakukan kekeliruan, bersikap sabar dalam menjalin
komunikasi, mencoba memahami gaya komunikasi warga sekolah dan terus
mengupayakan perbaikan komunikasi agar efektif.
Pengalaman mengajarkan penulis bahwa
komunikasi yang secara perlahan menggiring warga sekolah tanpa mereka merasa
digurui adalah sebuah seni yang luar biasa. Kepala sekolah juga mengembangkan
budaya satu tomat (sapa, antri, ucapkan tolong, maaf, dan terima kasih) dalam
kaitannya berkomunikasi dan berinteraksi dengan seluruh warga sekolah. Berupaya
keras agar mampu memiliki sikap seperti yang terkandung dalam peribahasa “landung kandungan laer aisan” juga
ternyata cukup efektif dalam membangun dan meningkatkan komunikasi di SDN
Ciateul. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam memberikan arahan ini
berkontribusi dalam peningkatan keterampilan literasi warga sekolah khususnya
pendidik dan tenaga kependidikan dengan demikian langkah pertama strategi AMBU
ini memiliki peran penting dalam membangun Warung Literasi.
Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki dalam mengarahkan warga sekolah adalah menggali potensi yang mungkin
saja masih terpendam dalam diri warga sekolah, dan ini tidaklah mudah.
Komunikasi yang efektif yang dilakukan dalam berbagai kegiatan baik formal
maupun dalam suasana santai mampu mendekatkan hati antara penulis dengan warga
sekolah, kesediaan untuk mendengarkan dan kesabaran untuk mencari dan menggali
potensi ini perlu dimiliki kepala sekolah.
Ketika penulis mengetahui potensi yang
dimiliki pendidik maka penulis terus fokus pada potensinya dan mengupayakan agar
mereka menempati kedudukan sesuai dengan minat bakatnya, dan hal ini berhasil dilakukan sehingga hal-hal yang
semula arahan berubah menjadi motivasi.
Langkah kedua dan ketiga strategi AMBU
biasanya tak dapat dipisahkan, adakalanya penulis melakukannya sesuai urutan
tahapan yaitu memberikan motivasi lalu berbuat, namun tak jarang penulis harus
berbuat dulu untuk kemudian hasil yang dilakukannya itu dapat menjadi motivasi
eksternal bagi warga sekolah. Hal ini penulis lakukan dengan mengacu pada nilai
lokal budaya sunda yang terdapat dalam peribahasa “ulah elmu ajug” yang bermakna bahwa lakukanlah sesuatu hal atau
pekerjaan lalu bagikan pengalaman itu kepada orang yang akan dimintai tanggung
jawab untuk melakukannya. Dengan demikian motivasi yang diberikan sarat dengan
fakta dan bukan sekedar cuplikan ucapan para motivator besar. Motivasi yang
disampaikan hendaknya mempunyai energi, kekuatan, atau ruh sehingga mampu
menggerakkan PTK untuk berbuat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
menjadi motivator itu tidaklah mudah, mengharapkan seseorang termotivasi
melakukan sesuatu secara maksimal penuh dengan tantangan. Oleh sebab itu
penulis berupaya agar mampu menjadi sosok “batok
bulu eusi madu” dan terus menjaga irama dan semangat bekerja seperti
pepatah Sunda “Mun teu
ngoprek moal nyapek, mun teu ngakal moal ngakeul, mun teu ngarah moal ngarih”. Tak jarang penulis
menjumpai kalimat yang diucapkan oleh PTK seperti “Ya,
bagi ibu itu mudah dilakukan, namun tidak bagi saya”. Ada pula PTK yang
hanya tersenyum tak yakin dengan apa yang penulis sampaikan saat memberi
motivasi tentang kompetensi yang terpendam dan potensi yang terdapat dalam
dirinya. Hal ini tentu menjadi pemandangan yang harus siap penulis hadapi dan
penulis harus terus berupaya menjalin komunikasi dengan baik agar pesan dalam
motivasi yang diberikan itu dapat direspon positif.
Berdasarkan pengalaman penulis,
memberikan motivasi ternyata merupakan seni manajemen. Motivasi tak bisa hanya
diberikan satu atau dua kali saja. Motivasi harus secara konstan dilakukan baik
pada awal program digulirkan, pada saat pelaksaan program, pada saat pengawasan
dan evaluasi program. Pada saat awal program digulirkan, motivasi akan sangat
mudah diterima dan direspon positif oleh PTK, namun pada saat pelaksanaan
program mulai nampak hambatan terutama jika terdapat kesulitan dalam melaksanakan
program sekolah, ada kalanya terjadi ekspektasi PTK terhadap program dan
pelaksanaannya ternyata tidak sesuai sehingga motivasi dan semangat kerja
menurun. Pada saat inilah penulis harus bangkit dan berbuat.
Langkah yang penulis lakukan untuk
menjaga motivasi kerja warga sekolah khususnya PTK dan peserta didik adalah memberi
contoh dan keteladanan sesuai dengan peribahasa “ulah
bentik curuk balas nunjuk capetang balas miwarang”. Manajemen yang fokus utamanya pada instruksi
pimpinan nampaknya tak cocok diterapkan di SDN Ciateul. Semua warga harus bahu
membahu ikut andil dalam memajukan sekolah, mulai dari tahap merencanakan,
melaksanakan, mengawasi dan menilai tingkat keterlaksanaan program sekolah. Berbuat
secara kolaboratif seperti peribahasa “ka
cai kudu saleuwi kadarat kudu salebak” dan “kudu paheuyeuk heuyeuk leungeun paantay antay panangan”.
Pengalaman selama
tiga tahun menunjukkan bahwa ketika menggulirkan program, maka harus siap
menghadapi dua hal, program ini berhasil atau mati suri bahkan gagal dan tidak
dapat dijalankan. Mengapresiasi hal-hal kecil yang nampak dalam pelaksanaan
program sekolah penting sekali dilakukan, selain untuk menjaga motivasi kerja,
terdapat nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya untuk membangun karakter warga
sekolah. Hal ini juga membangun rasa percaya diri dan meningkatkan unsur
kepercayaan warga sekolah terhadap pimpinan.
Melakukan unjuk kerja
dan unjuk hasil sebagai langkah keempat penerapan strategi AMBU bertujuan untuk
melihat progres dan tingkat keterlaksanaan program sekolah. Didalamnya
terkandung pula kesungguhan dalam berproses
dan kesungguhan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai peribahasa “ulah cacag nangkaeun, ulah puraga tanpa
kateda” dengan etos kerja “Tungkul ka
jukut tanggah ka sadapan”.
Pada kegiatan unjuk
kerja dan unjuk hasil sebuah program yang dijalankan, penulis harus
mengesampingkan ego pribadi dan membuang jauh perasaan bahwa “saya mampu melakukan lebih baik dari yang
dilakukan PTK”. Penulis selalu menanamkan prinsip dalam diri bahwa menjadi
hebat adalah ketika mampu menghebatkan orang lain. Oleh karena itu apapun hasil
yang diperoleh harus diapresiasi dengan bahasa yang santun dan respon yang
positif. Kebersamaan, kerja bersama, sama-sama bekerja, menjadi motto yang
digaungkan, semua menjalankan peran sesuai tupoksinya. Semua ide, gagasan,
masukan, kritik dan saran leluasa disampaikan demi kemajuan sekolah.
Hasil penerapan kegiatan
literasi yang mengembangkan keterampilan berbahasa secara utuh dengan strategi
AMBU di SDN Ciateul sungguh diluar dugaan. Harus diakui bahwa peran kegiatan
literasi mampu menggali potensi warga sekolah untuk mau dan mampu menyimak
informasi dengan baik dan benar, mau dan mampu berbicara sesuai dengan kondisi
dan situasi yang dihadapinya, mau dan mampu meningkatkan kegiatan membaca dan menulis dalam berbagai aspek
kehidupan.
SDN Ciateul dalam
membangun suasana dan lingkungan belajar yang literat masih perlu ditingkatkan.
SDN Ciateul membutuhkan banyak dukungan terkait penyediaan sarana dan prasarana
yang lebih representatif, demikian pula untuk kegiatan literasi. Berbagai
prestasi yang diraih SDN Ciateul ini kemudian penulis suarakan kepada
pihak-pihak terkait khususnya Dinas Pendidikan Kota Bandung, dan Alhamdulillah
respon positif mengalir ke sekolah sebagai bentuk apresiasi, dukungan dan
tanggung jawab pemerintah Kota Bandung dalam meningkatkankan layanan pendidikan
di SDN Ciateul. Pada tahun 2018 mendatang telah direncanakan oleh pemerintah
Kota Bandung bahwa SDN Ciateul akan memperoleh bangunan baru sehingga bangunan
tua yang telah lapuk akan direhab total. Sebuah kenyataan yang patut disyukuri
dan menjadi bagian perjalanan warga SDN Ciateul dalam menunjukkan eksistensinya
di dunia pendidikan.
Pada rentang waktu
2015-2017 banyak prestasi diraih baik secara akademik maupun non akademik,
meliputi: prestasi sekolah, kepala sekolah dan warga sekolah. SDN Ciateul
menjadi lebih berdaya dan dapat mengoptimalkan potensi warganya. Warga sekolah
berprestasi yang menjadi nilai tambah kebaikan bagi dirinya sebagai pribadi
maupun dalam mengharumkan nama sekolah.
Prestasi diraih oleh
hampir seluruh komponen warga sekolah, sebagai sebuah lembaga pemerintah, SDN
Ciateul mampu memperoleh penghargaan baik tingkat Kota, tingkat Propinsi Jawa
Barat hingga Tingkat Nasional. Sebagai pimpinan SDN Ciateul, kepala sekolah
mampu meraih prestasi pada tingkat Kota Bandung, tingkat Propinsi Jawa Barat,
hingga tingkat Regional ASEAN yang tentunya sangat bernilai untuk
memperkenalkan SDN Ciateul pada dunia luar.
Prestasi yang sangat
membanggakan ditorehkan pula oleh PTK yang mendapatkan tugas di program sekolah
masing-masing sesuai dengan bidangnya. Empat program sekolah yang dirumuskan
dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (4 Tahun) dapat dilaksanakan dengan baik
dan hal ini menunjukkan bahwa SDN Ciateul mampu menghadapi tantangan, hambatan
dan ujiannya. Peserta didik mendapatkan manfaat lebih dari program sekolah
yaitu diraihnya berbagai prestasi meskipun dalam lingkup yang masih terbatas.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya penulis sebagai Kepala SDN Ciateul dalam
membangun Warung Literasi mulai nampak keberhasilannya.
Sebagai sekolah
penyelenggara pendidikan inklusi, Kepala SDN Ciateul tak henti-hentinya selalu
menyampaikan dalam berbagai kegiatan bahwa hendaknya warga SDN Ciateul tidak terjebak
dalam opini yang keliru tentang prestasi. Prestasi dapat diraih baik secara
akademik maupun non akademik, oleh karena itu upaya menggali dan mengembangkan
potensi warga SDN Ciateul harus menyeluruh dan tidak hanya sekedar pada
penguasaan akademik semata. Kondisi perekonomian orangtua dan latar belakang
peserta didik yang sebagian berada di bawah standar membuka mata hati bahwa
memberikan dukungan kepada peserta didik harus terus ditingkatkan, agar potensi
terpendam dapat tergali.
Menghargai dan menyadari
adanya berbagai keberagaman hambatan, kebutuhan, kemampuan, dan potensi yang
ada di SDN Ciateul adalah upaya membangun warga sekolah yang unggul, literat,
dan berprestasi (Warung Literasi). Proses membangun Warung Literasi belum dan
tak pernah berakhir, melainkan terus menerus akan dilakukan sejalan dengan
kebutuhan dan kemampuan sekolah untuk lebih berdaya khususnya untuk kembali
memperoleh kepercayaan masyarakat sekitar agar kembali menyekolahkan anaknya ke
SDN Ciateul hingga sekolah bisa semakin berkontribusi dalam menyiapkan generasi
emas masa depan.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Strategi AMBU dapat
dilakukan melalui empat tahapan sederhana dalam membangun Warung Literasi. Langkah pertama, arahkan warga sekolah
dengan melakukan komunikasi yang efektif dengan tetap menjaga dan
mempertahankan nilai kearifan lokal dan budaya Sunda yaitu “handap asor” serta “nyaur kudu diukur nyabda kudu diungang” agar kepala sekolah dapat
menjadi sosok yang “landung kandungan
laer aisan”.
Langkah kedua, motivasi warga
sekolah ditingkatkan oleh kepala sekolah dengan memegang prinsip “ulah elmu ajug” agar mampu menjadi sosok
yang “batok bulu eusi madu” dan
semangat bekerja seperti pepatah Sunda “Mun teu ngoprek moal nyapek, mun teu ngakal moal
ngakeul, mun teu ngarah moal ngarih” Berbuat lebih dulu,
menjadi contoh dan teladan.
Langkah ketiga, berbuat lebih
dahulu, memberi contoh dan keteladanan bagi warga sekolah sesuai dengan
peribahasa “Ulah bentik curuk balas nunjuk capetang balas miwarang”.
Berbuat secara kolaboratif “Ka cai kudu
saleuwi kadarat kudu salebak” dan “Kudu paheuyeuk heuyeuk leungeun paantay
antay panangan”.
Langkah keempat, unjuk
kerja dan unjuk hasil hal ini bermakna kesungguhan dalam berproses dan
mendapatkan hasil yang maksimal sesuai peribahasa “ulah
cacag nangkaeun, ulah puraga tanpa kateda” dengan etos kerja “Tungkul ka jukut tanggah ka sadapan”
Hasil
penerapan strategi AMBU di SDN Ciateul sungguh diluar dugaan dalam rentang waktu 2015-2017 banyak prestasi
diraih dan warga sekolah menjadi lebih berdaya dan dapat mengoptimalkan
potensinya demi kebaikan dirinya sebagai pribadi maupun dalam mengharaumkan nama
sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa strategi AMBU mengusung kegiatan literasi
berperan secara positif dalam membangun
Warung Literasi. Hal ini nampak dari prestasi yang diperoleh oleh sekolah, oleh
kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, baik secara
akademik maupun non akademik.
B.
Rekomendasi
Penerapan strategi
AMBU mengusung kegiatan literasi di SDN Ciateul tentu masih memiliki
keterbatasa dan kelemahan yang perlu dilengkapi dan disempurnakan. Oleh karena
itu diharapkan agar penerapan strategi ini tidak berhenti sampai di sini
melainkan terus digunakan baik oleh SDN Ciateul maupun oleh sekolah lain yang
membaca kajian ini.
Strategi AMBU
mengusung kegiatan literasi juga masih belum menunjukkan peranannya dalam
meningkatkan prestasi siswa secara akademik, hal ini nampak pada hasil USM
peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Dengan demikian pada
kesempatan mendatang diperlukan kajian mengenai peranan strategi AMBU yang
dimodifikasi dan dilakukan oleh guru dalam meningkatkan keterampilan literasi
peserta didik baik secara akademik maupun non akademik.
Daftar
Pustaka
Barton,
D. (2007). Literacy. An Introduction to
the Ecology of Written Language. Malden USA: Blackwell Publishing.
Gardner,
H. (2003). Multiple Intelligences.
Kecerdasan Majemuk. Teori dalam Praktek. (Terjemahan). Batam Centre:
Interaksara.
Hendrawati,
S. (2007). Manajemen Berbasis Mutu.
Jakarta: Salamadani.
Mardiah,
2013. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Pengembangan Motivasi Kerjan Guru di SD Tanah Tinggal. Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Skripsi. Tidak dipublikasikan
Save
the children. (2017). Panduan
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi. Bandung: STC press.
Sukiyani,
F. (2017). Pembelajaran Berbasis Projek
Menulis Kreatif dengan Office Mix untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dan
Menulis Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar. Jakarta: Kemdikbud. Naskah Lomba
Inobel, tidak dipublikasikan.
Toharudin,
et.al. (2011). Literasi Sains. Panduan Penyusunan Bahan Ajar Berorientasi Literasi
Sains. Bandung: Humaniora
USAID.
(2015). Buku Sumber untuk Dosen LPTK.
Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI).
Cornwaliss Road USA: RTI International. Tersaji online. www.prioritaspendidikan.org
USAID,
2016. Modul Pelatihan Praktik yang Baik
di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) Pembelajaran Membaca di Kelas
Awal. Cornwaliss Road USA: RTI International. Tersaji online. www.prioritaspendidikan.org
USAID. (2017). Modul Pelatihan Praktik yang Baik Edisi II. Budaya Baca di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). Cornwaliss Road USA: RTI International. Tersaji online. www.prioritaspendidikan.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar